Kisah Imam Ahmad memilih Imam Syafii sebagai gurunya.


(pic: nu.or.id)
Sewaktu Imam Ahmad bin Hanbal menunaikan ibadah Haji, beliau menginap di salah satu rumah di kota Makkah.
Di pagi hari pada hari kedua, Imam Ahmad bergegas menuju ke Masjid Al Haram. Sahabat beliau yang bernama Al Fadhel Al Bazzaz (atau Al Bazzar) berusaha mengikutinya.
Seusai shalat subuh, ia berusaha mencari Imam Ahmad dengan mendatangai majlis para ulama; satu majlis demi satu ia datangi namun ia tidak menemukan Imam Ahmad bin Hambal.
Akhirnya ia menemukan Imam Ahmad bin Hambal sedang menghadiri majlis seorang pemuda arab. Iapun segera mengikut majlis tersebut dan berusaha mendekati Imam Ahmad bin Hambal..
Ia bertanya kepada Imam Ahmad: Wahai Abu Abdillah, engkau duduk di sini dan meninggalkan majlis Sufyan bin Uyainah, padahal ia memiliki riwayat dari Az Zuhri, Amer bin Dinar, Ziyad Ibn Ulaqah, dan banyak tabiin lainnya.?
Imam Ahmad menjawab: Diamlah, bila engkau tidak mendapatkan hadits melalui jalur yang tinggi (pendek), maka engkau bisa mendapatkannya melalui jalur sanad yang lebih rendah (panjang), dan itu tidak merusak agamamu, atau akal pikiran dan pemahamanmu.
Namun bila emgkau kehilangan kecerdasan pemuda ini, aku kawatir engkau tidak menemukannya lagi hingga hari qiyamat.
Aku belum pernah melihat orang yang lebih memahami (luas pemahamannya tentang ) Kitab Allah daripada pemuda Qurasy ini.
Al Fadhel Al Bazzaz bertanya: siapakah pemuda ini ?
Imam Ahmad menhawab: Dia adalah Muhammad bin Idris As Syafii.
Imam Ahmad memilih untuk duduk bermajlis kepada Imam Syafii dan meninggalkan majlis Sufyan bin Uyainah padahal beliau adalah salah satu guru senior Imam Syafii, dan ternyata alasannya ialah kematangan ilmu dan kecerdasan analisa yang Imam Syafii miliki
Kawan! Tua umur belum tentu tua ilmu, besar fisik belum tentu besar ilmu.