Ilustrasi perang mu'tah dalam kisah sahabat farwah bin amr

Kisah Sahabat Farwah Bin Amr dalam Perang Mu’tah

Ada kisah menarik dari seorang tabi’in yang hidup sezaman dengan Rasulullah ﷺ namun belum pernah berjumpa dengan beliau. Tabi’in ini adalah Farwah Bin Amr Al Judzamy Ra. Farwah memutuskan untuk menjadi seorang muslim dengan bersyahadat, meskipun ia tahu bahwa Ia harus membayar mahal untuk keimanan nya tersebut. Menariknya lagi, Farwah menjadi kemandan dari pasukan musuh dalam perang mu’tah. Ia Bagaimana kisah Farwah Bin Amr Al Judzamy?

perang Mu’tah. Pertemuan Farwah dengan Kaum Muslimin

Farwah bin Amr al Judzamy RA adalah seorang Arab. Ia menjadi gubernur di bawah kekuasaan Romawi di Mu’an, sebuah wilayah di Syam. Ia juga menjadi komandan dari pasukan Arab yang tunduk di bawah kekaisaran Romawi dalam perang Mu’tah. Yang dalam perang ini tiga komandan dari 3.000 pasukan muslimin gugur secara berturutan. Farwah menjadi salah satu komandan dari 200.000 tentara Romawi, khususnya yang berkebangsaan Arab.

Walau pasukannya boleh dibilang menang, tetapi timbul kekaguman pada diri Farwah atas kehebatan dan sikap heroik pasukan muslim yang notabene pasukan Arab seperti dirinya. Mereka mampu lolos dari kehancuran total walaupun hanya berjumlah tiga ribu pejuang. Padahal 200.000 personal pasukan Romawi mengepung mereka dari segala arah. Saat itu yang mengambil alih tampuk pimpinan pasukan muslimin adalah Khalid bin Walid.

Ilustrasi perang mu'tah dalam kisah sahabat farwah bin amr
Ilustrasi perang mu’tah
(pic: nu.or.id)

Harga Mahal untuk Sebuah Keimanan

Setelah beberapa waktu berlalu, Farwah bin Amr menyatakan dirinya masuk Islam. Dan dia mengirim utusan kepada Nabi ﷺ di Madinah untuk mengabarkan keislamannya, sambil menghadiahkan seekor baghal berwarna putih kepada beliau. Tetapi keputusannya ini harus ia bayar mahal, penguasa Romawi menangkap dan memenjarakannya. Ia mendapatkan dua pilihan, keluar dari Islam atau mati. Walau Ia mendapat waktu yang cukup untuk memikirkan pilihannya, ternyata pilihan Islam adalah harga mati bagi Farwah. Karena itu penguasa Romawi menyalibnya di dekat mata air Afra’ di Palestina, setelah itu mereka memenggal lehernya.

Karena kecongkakan dan sikap sewenang-wenang penguasa Romawi tersebut, Nabi ﷺ menghimpun pasukan besar di bawah pimpinan Usamah bin Zaid untuk mengamankan wilayah perbatasan dan menyerang pasukan Romawi jika mereka melanggar batas dan kehormatan orang-orang muslim. Tetapi pasukan ini sempat tertunda karena Nabi ﷺ wafat, dan khalifah Abu Bakar Meneruskannya.

Mari bergabung dalam komunitas pencinta pencinta siroh nabawi. Karena akan ada banyak kisah Siroh Nabi Muhammad ﷺ , para sahabat dan sahabiyah dan para Ulama yang dapat kita ambil hikmahnya.

Scroll to Top