

Keluarga sakinah merupakan dambaan setiap insan. tidak mengherankan dalam setiap pesan pernikahan tema sentralnya adalah kesakinahan. yang penting adalah apa landasan menuju keluarga sakinah ?
Prinsip Menuju Keluarga Sakinah
banyak orang ingin pandai tapi tidak belajar. tak sedikit orang bercita – cita menjadi fasih berbahasa arab, tapi tidak menempuh jalan untuk meraihnya. begitu juga, tidak sedikit keluarga yang ingin sakinah tetapi tidak secara sengaja untuk memperolehnya. ada 3 prinsip dalam mewujudkan keluarga sakinah. pertama, islam memandang pernikahan sebagai ”perjanjian yang berat” (mitsaqon gholizho), setiap orang memiliki hak dan kewajiban. Allah SWT berfirman : “bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami – istri dan mereka telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat” (TQS. An – Nisa [4] : 21)
Kedua, islam memandang setiap anggota keluarga sebagai pemimpin dalam kedudukan masing – masing. rasulullah SAW bersabda : “setiap kamu adalah pemimpin & setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban. imam adalah pemimpin, dia dimintai pertanggung jawaban. suami adalah pemimpin bagi keluarga nya, ia dimintai pertanggung jawaban . istri adalah pemimpin di rumah suaminya, ia dimintai pertanggungjawaban. hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuanya, ia dimintai pertanggungjawaban. jadi setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian dimintai pertanggung jawaban” (HR. Bukhari)
Ketiga, islam mengajarkan prinsip adil dalam membina keluarga. adil dalam arti meletakkan fungsi – fungsi keluarga secara memadai dengan fungsi keagamaan sebagai dasarnya. islam haruslah dijadikan pondasi. dialah satu – satunya pondasi yang tak akan ditelah jaman. sebab menghunjam ke bumi. mereka hidup di dunia, mengamalkan islam, dalam rangka mencapai keridhoan Allah Rabbul’ Alamin.
Arah Keluarga Sakinah
Tekad, semangat & prinsip saja tidak cukup untuk meraih kesakinahan. ada satu yang penting, yaitu arah kemana bahtera rumah tangga akan berlabuh. orang yang memiliki arah saja seringkali kesulitan mencapainya. apalagi bila arahnya saja tidak menentu.


1. Pilar Utama: Iman dan Ketaqwaan
Keluarga sakinah bermula dari fondasi iman yang kokoh. Ketaqwaan kepada Tuhan menjadi pilar utama yang memberikan arah dan makna bagi setiap langkah keluarga. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam praktik keagamaan, seperti shalat bersama, membaca Al-Qur’an, dan berdoa, adalah cara untuk memperkuat ikatan spiritual.
2. Komunikasi yang Terbuka dan Positif
Komunikasi yang sehat adalah kunci utama dalam membangun keluarga sakinah. Anggota keluarga perlu merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan, harapan, dan tantangan mereka. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan menjaga komunikasi yang positif membantu mencegah konflik yang tidak perlu.
3. Kasih Sayang dan Pengertian
Kasih sayang adalah energi positif yang memperkuat hubungan di antara anggota keluarga. Memahami dan menghargai perbedaan, serta memberikan dukungan emosional, menciptakan iklim harmonis di rumah. Memberikan waktunya untuk saling memahami dan merasakan kebutuhan satu sama lain adalah investasi berharga.
4. Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban
Setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Memahami dan menghormati hak-hak tersebut, sambil memenuhi kewajiban dengan ikhlas, menciptakan keadilan dan keseimbangan dalam keluarga. Ini mencegah terjadinya ketidakadilan dan ketidakpuasan yang dapat mengancam keharmonisan keluarga.
5. Pendidikan dan Pengembangan Diri
Membangun keluarga sakinah juga melibatkan pendidikan dan pengembangan diri. Memberikan kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama memperkuat ikatan keluarga. Mendukung pertumbuhan intelektual dan emosional anggota keluarga menciptakan lingkungan yang dinamis dan positif.
6. Keberlanjutan Tradisi dan Nilai Positif
Memelihara nilai-nilai positif dan tradisi keluarga adalah langkah krusial dalam membangun keluarga sakinah. Menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati pada generasi muda membentuk karakter yang kuat dan berkontribusi pada keberlanjutan kebahagiaan keluarga.
7. Bersyukur dan Mensyukuri Nikmat-Nikmat Allah
Menanamkan sikap bersyukur dalam keluarga membantu mengatasi cobaan dan kesulitan dengan sikap optimis. Mensyukuri nikmat-nikmat Allah, baik yang besar maupun kecil, mengajarkan keluarga untuk tidak mudah terpengaruh oleh tantangan hidup.
Membangun keluarga sakinah adalah perjalanan panjang yang membutuhkan upaya bersama. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam kehidupan sehari-hari, setiap keluarga dapat menjadi wahana kebahagiaan yang abadi.